Kamis, 15 Desember 2011

ANALISA REGRESI SEDERHANA

Sedikit share tentang apa yang aku tulis dalam laporan ANAREG semester 1. Semoga bermanfaat.


Dasar Teori
Banyak analisis statistika bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua atau lebih variable. Bila hubungan demikian ini dapat diinyatakan dalam bentuk rumus matematik, maka kita akan dapat menggunakannya dala keperluan meramalkan subuah kejadian yang mungkin terjadi. Misalnya, pengukuran-pengukuran dari data meteorology digunakan secara meluas untuk meramalkan daerah-daerah yang akan terkena pengaruh penembakan peluru kendali pada berbagai kondisi atmosfir. Seberapa peramalan itu dapat dipercaya tentu saja bergantung pada keeratan hubungan antara peubah-peubah dalam rumus matematik itu.

Regresi Linier
Persamaan matematik yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu peubah atau lebih peubah bebas disebut persamaan regresi. Dalam hal ini kita akan membicarakan masalah pendugaan atau peramalan nilai peubah tak bebas(y) berdasarkan peubah bebas(x) yang telah diketahui nilainya.
Dengan mengamati diagram pencar dari contoh di atas, terlihat bahwa titik-titiknya mengikuti garis lurus, berarti kedua peubah saling berhubungab secara linier. Maka secara matematik dengan sebuah garis lurus yang disebut garis regresi linier.
Ŷ = a + bx
Dalam hal ini a menyatakan intersep atau perpotongan dengan sumbu tegak dan b adalah kemiringan atau gradiennya. Ŷ digunakan untuk membedakan antara nilai ramalan yang dihasilkan dari regresi dan nilai pengamatan y yang sesungguhnya untuk nilai x tertentu. Bila nilai a dan b diperoleh dari data, maka garis regresinya dapat digunakan untuk meramalkan Ŷ.



Asumsi-asumsi Regresi Linier Sederhana :
  1. Variable y berdistribusi normal, variable x bersifat tertentu, error (ε) diasumsikan berdistribusi normal dengan rata-rata nol dan variansi satu.
  2. Variable y mempunyai sifat homoskedasitas, berarti variansi nilai-nilai y disekitar nilai rata-rata adalah konstan.
  3. Error bersifat independen (saling bebas)
  4. Hubungan variable dependen dan variable independen adalah linier.
Model Regresi Sederhana
Misalkan diberi n-pasangan observasi (sampel berukuran n): (y1,x1), (y2,x2), …., (yn.xn) ; maka model regresi linier dapat ditulis dalam bentuk:
Yi = β0 + β1x1 + ε
Dimana i=1,2,3,..,n
Koefisien β0 dan β1 dapat ditentukan dengan metode kuadrat terkecil, yaitu dengan meminimalkan jumlah kuadrat error (jarak vertical antara data dengan garis tengah regresi).
Parameter a dan b diperoleh dengan cara meminimalkan jumlah kuadrat error (metode kuadrat terkecil), yaitu :
b=[(n).(ε xi.yi) – (ε xi).(ε yi)] / [(n).(ε xi2) – (ε xi)2
a=[(Σy)/n] – [b.(Σx)/n]




Kecocokan Model
1. Pengujian hipotesis regresi linier sederhana
Dilakukan pengujian hipotesis bahwa slope(β1) sama dengan sebuah konstanta sebagai koefisien regresi. Pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut :
·      Uji hipotesis
H0  : β1 = 0
H1  : β1 ≠ 0
·      Uji statistika
Fo  = (JKR/1) / (JKG/(n-2))
      = [Σ (ŷ-rataan y)2/1] / [Σ(yi-ŷ)2/(n-2)]
Yang mengikuti distribusi F(α,1,n-2) dengan derajat bebas (banyaknya variable bebas) dan n-2
·      Daerah kritis
H0 ditolak jika F0>F(α,1,n-2)
Jika H0 ditolak, berarti menerima H1 : β1 ≠ 0 sehingga β1 merupakan nilai sebuah konstanta sebagai koefisien regresi linier dengan tingkat signifikansi (1-α)100%

2. Ramalan observasi-observasi baru
Sebuah aplikasi model regresi adalah ramalan observasi-observasi y yang baru atau yang akan datang berhubungab dengan sebuah nilai observasi variable bebas. Jika Xt adalah nilai variable bebas untuk meramal obsevasi Yt, maka ŷt=a+bXt, merupakan perkiraan tunggal nilai baru.
R2= JKR/Syy = [Σ(ŷ-rataan y)2] / [Σ(yi-rataan y)2]
Nilai R2 merupakan 0≤ R2≤1 yang merupakan jumlah variabilitas dalam data dan variable bebas x yang diperoleh dalam model regresi.


3. Koefisien korelasi
Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur hubungan antar variable prediksi y dengan variable bebasx. Nilai koefisien korelasi
= CoV(x,y)/Sx Sy
Berdasarkan n-pasangan observasi )sampel dengan ukuran n):
(y1,x1), (y2,x2), ….. ,(yn,xn)
CoV(x,y) = 1/n Σ (xi-rataan x)2


4. Koefisien determinasi
Untuk mempertimbangkan ketepatan model dapat dicek dengan menghitung koefisien determinasi,
R2= JKR/Syy = [Σ(ŷ-rataan y)2] / [Σ(yi-rataan y)2]
Nilai R2 merupakan 0≤ R2≤1 yang merupakan jumlah variabilitas dalam data dan variable bebas x yang diperoleh dalam model regresi.

Model Regresi Nonlinier 
Seringkali dijumpai hubungan antara variabel tak bebas dan variabel bebas dalam bentuk model regresi yang tidak linier (non-linier). untuk menyelesaikan model regresi non-linier dapat digunakan transformasi dari model non-linier menjadi model linier. selanjutnya penyelesaian model linier tersebut dapat menggunakan cara yang sama seperti pada model regresi linier.

Contoh model regresi non linier misalnya adalah model garis y=x2 dengan menggunakan transformasi v=x2 atau z=y1/2, maka garis non-linier y=x2 dapat diubah menjadi garis linier, yaitu y=v atauz=x

Referensi : PENGANTAR STATISTIKA, RONALD E WALPOLE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar